JAKARTA, iNews.id - Janda adalah perempuan yang sudah ditinggal mati atau bercerai oleh suaminya. Dalam Islam, keutamaan menikahi janda adalah janda yang mengalami kesulitan dalam rangka memenuhi nafkah untuk menghidupi keluarga.
Namun jika jandanya mempunyai harta yang berlimpah atau dalam kategori kaya, berarti tidak termasuk di dalamnya.
Berikut 10 keutamaan menikahi janda dalam Islam yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Menikahi janda karena meneladani Nabi Muhammad SAW
Nabi Muhammad SAW menikahi seorang janda Sayyidah Khodijah binti Khuwailid. Rosulullah ingin menunjukkan bahwa manusia tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan status sosialnya seperti miskin-kaya, bangsawan-jelata, janda-perawan, dan seterusnya.
Dengan menikahi Sayyidah Khadijah yang janda, Nabi Muhammad SAW justru ingin memuliakan perempuan. Selain Sayyidah Khadijah, Rosulullah juga menikahi sejumlah janda dengan maksud ingin memuliakan perempuan.
Jika menikahi janda karena meneladani Nabi Muhammad SAW, maka Insya Alloh menikahi seorang janda bagi kita umat Islam sebagai suatu kebaikan.
2. Janda punya anak yatim
Seorang anak yatim yang ditinggalkan oleh ayahnya karena meninggal dunia, merupakan kategori yang wajib kita tolong. Berarti kewajiban pertama adalah menikahi ibunya yang janda terlebih dahulu, agar bisa menggantikan kedudukan suami untuk menafkahi keluarga.
Hal ini dijelaskan dalam hadits yang dijelaskan oleh Sahl Ibnu Sa’ad berdasarkan sabda dari Rosulullah:
“Kedudukanku dan orang yang menanggung anak yatim di surga bagaikan ini.” [Beliau merapatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, namun beliau regangkan antara keduanya]. (HR. Bukhari no. 5304).
3. Menikahi janda anugrah
Pilihan menikahi seorang janda bisa dikategorikan ke dalam tindakan yang akan membawa berkah, juga anugerah bagi kita. Apalagi, niatnya karena Alloh untuk melindungi janda tersebut dari fitnah atau pun hal – hal buruk lainnya yang mungkin bisa terjadi.
Menurut penjelasan Abu Hurairah berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
“Orang yang berusaha menghidupi para janda dan orang-orang miskin laksana orang yang berjuang di jalan Allah. Dia juga laksana orang yang berpuasa di siang hari dan menegakkan shalat di malam hari.” (HR. Bukhari no. 5353 dan Muslim no. 2982)
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta