Lhokseumawe InewsAcehUtara.id
Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Malikussaleh, Taufik Abdullah, S.Ag, MA, mengungkapkan sejumlah titik krusial tahapan pemilu di Lhokseumawe. Dia mengingatkan perlu adanya pengawasan dari semua pihak terutama untuk menjaga kemurnian hasil pemungutan suara.
Selain tahapan kampanye yang sedang berlangsung, tiga titik krusial lainnya yang membutuhkan perhatian lebih dari semua pihak, termasuk dari peserta Pemilu 2024. Ketiga titik tersebut adalah soal pelibatan kepala desa (keuchik) dalam berbagai tahapan, isu politik yang mengotori demokrasi, serta netralitas penyelenggara.
“Kasus kampanye yang sedang berlangsung, sejauh ini berlangsung aman-aman saja. Tapi pengawas tetap harus bekerja keras agar beberapa potensi pelanggaran tidak terjadi, termasuk penggunaan fasilitas pemerintah dan rumah ibadah serta netralitas ASN,” ujar Taufik ketika menjadi pemateri di hadapan pimpinan partai politik serta Panwascam di Lhokseumawe, Kamis (21/12/2023).
Menurutnya, modus politik uang sekarang semakin sulit terdeteksi karena sulitnya mengumpulkan bukti. Taufik menyebutkan di sejumlah daerah, ada caleg yang membayar token listrik bagi pemilih dengan pola yang sulit diungkap. “Tidak tanggung-tanggung, ada caleg yang menjanjikan token listrik selama setahun,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pelibatan keuchik dalam setiap tahapan kampanye bisa mempengaruhi hasil pemungutan suara karena pengaruh yang dimilikinya. Penyelenggara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) seperti Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan Pengawas TPS diingatkan jangan sampai dipengaruhi oleh keuchik untuk melakukan kecurangan berjamaah.
Dalam kegiatan yang digelar Panwaslih Kota Lhokseumawe tersebut, perwakilan dari 23 partai politik peserta Pemilu 2024 di Lhokseumawe menyatakan sepakat menolak politik uang. Mereka mengakui pola dan modus dari politik uang kian beragam dan kian sulit terdeteksi. “Ada yang diam-diam memberikan kupon yang ditukar dengan sembako,” ungkap Teuku Rizal TA dari Partai Ummat.
Soal keterlibatan keuchik juga disinyalir terjadi di sejumlah gampong di Kota Lhokseumawe, apalagi ada keuchik yang memiliki istri atau anggota keluarga yang maju sebagai caleg. “Kami mendapatkan informasi ada istri keuchik yang maju sebagai caleg. Jangan sampai keuchik ikut berkampanye untuk caleg,” ujar Safaruddin dari Partai Golkar.
Tanggapan soal integritas penyelenggara juga disampaikan Mukhlisin dari Partai Sira, Zainal Abidin dari PAN, serta Zulkifli dari PPP. Mereka mengharapkan Panwaslih dan KIP memilih penyelenggara yang berintegritas dan menutup semua celah kecurangan yang mungkin terjadi.
Ketua Panwaslih Kota Lhokseumawe, Dedy Syahputra, mengaku sudah mendengar isu adanya keuchik yang memberikan endors terhadap caleg tertentu. “Tapi kebenaran informasi tersebut sedang kami telusuri. Harusnya ini tidak terjadi karena kami juga sudah memberikan imbauan sejak awal kepada keuchik,” katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Panwaslih Kota Lhokseumawe, Ayi Jufridar, mengatakan berbagai masukan dari perwakilan partai politik sudah didata dan menjadi bahan kajian bagi Panwaslih dalam mendesain strategi pencegahan.
Editor : Muhammad Jafar
Artikel Terkait