Lhokseumawe iNewsAcehUtara.id - Miris , sungguh diluar batas perikemanusiaan saat pelaku penyelenggara eksploitasi migas sibuk mempublikasikan keberhasilan bagi hasil migas demi kemakmuran serta kesejahteraan rakyat Petro Dollar, satu keluarga hanya pasrah akibat menderita sakit dan kondisi ekonomi terpaksa makan sehari sekali.
Potret kehidupan kemiskinan warga bumi gas sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara menjadi pemandangan biasa jika meyusuri kawasan pedalaman atau perkotaan yang dibawah pijakan rumahnya ada sumur gas.
Azhar warga Desa Mesjid Puntet Kecamatan Blang Mangat Kota Lhokseumawe baginya Aceh daerah modal sumber migas hanya isapan jempol belaka diantara parade linangan air mata kaum miskin yang tak tahu harus mengadu kemana.Seolah ada tebing dan jurang untuk mengadu nasib ekonomi keluarga yang sangat membutuhkan perhatian .
Diantara linangan air matanya Azhar kini hanya pasrah ,sejak setahun terakhir menderita lumpuh akibat terjatuh dibagian sumur rumahnya hingga kini tidak bisa bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Berbagai bentuk surat telah diajukan namun hingga kini belum ada bantuan untuk biaya perobatan setiap waktu yang ditentukan,makanpun sehari sekali bersama anak anak yang masih membutuhkan perhatian dan pendidikan"ungkap Azhar diiringi tetesan linangan air mata seorang Ayah.
Isak tangis tertahan lirih menyimpan rasa sedih mendalam selaku warga yang diagungkan penghuni Kota Petro Dollar 'Migas' dikenal secara nasional hingga dunia Internasional seakan siap menghadapi ajal kematian akibat sakit serta kondisi kelaparan.
Tatapan sendu Azhar terhadap dua anaknya masih balita sedangkan tiga lainnya sedang ke sekolah seakan mengisyaratkan harus kah selalu jalani predikat keluarga miskin dengan kondisi daerah terpublikasi penghasilan gas alam berlimpah ruah ,salahkah jika kita pertanyakan dan mendapatkan hukuman sosial tereleminasi secara sistematis .
Editor : Muhammad Jafar
Artikel Terkait