Kuta Makmur iNewsAcehUtara.id
Pinang Aceh telah dikenal hingga manca negara. Pinang umumnya diproduksi oleh negara negara asean yang kemudian diolah menjadi bermacam produk seperti cat, dan juga textil.
UD Bina Usaha yang terletak di Jln. Buloh Blang Ara, Krueng Manyang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, WhatsApp https://wa.me/628126160001 menerima pembelian hasil panen berupa pinang dari masyarakat dalam skala besar maupun kecil dengan harga tinggi untuk kualitas pinang kering yang super.
Toke Jamai menyebutkan, harga pinang berfuklutuatif atau berubah berubah dalam setiap saat mengikuti tren perekonomian global dan kapasitas ekspor impor pasar.
Toke Jamai misalnya menjelaskan pada tahun 2022 harga pinang pernah menyentuh angka yang fantastis hingga menyentuh harga Rp 25.000/Kg.
Namun Tahun 2023 sekarang, Toke jamai menambahkan harga pinang dengan kualitas tinggi saat ini hanya berkisar Rp 9000.
Anda ingin tau lebih mengenai buah pinang? Ya, tentu saja buah pinang menjadi komoditas yang banyak dicari untuk kebutuhan industry. Bagi para petani pemula maupun Anda yang ingin mencari tau lebih mengenai harga buah pinang.
Salah satu buah yang bisa digunakan untuk pembuatan kosmetik adalah buah pinang. Buah yang satu ini memang bisa dimakan, tetapi sering digunakan untuk pembuatan kosmetik. Untuk kesehatan, buah pinang juga memiliki segudang manfaat.
Anda mungkin jarang sekali mendengar nama buah pinang karena memang jarang dijual oleh pedagang keliling. Namun, buah ini memiliki potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Kalau anda suka dengan tanaman dan ingin berbisnis tanaman, mungkin anda bisa melihat peluang menjual buah pinang.
Bagian yang dapat digunakan beserta manfaatnya
Pinang terutama ditanam untuk dimanfaatkan bijinya. Biji ini dimanfaatkan orang sebagai salah satu campuran ketika mengunyah sirih, selain gambir dan kapur.
Bagian utama tanaman pinang yang biasa dimanfaatkan yakni biji dan batangnya. Biji pinang mengandung alkaloid seperti misalnya arekaina (arecaine) dan arekolin, yang sedikit banyak bersifat racun dan adiktif, dapat merangsang otak. Sediaan simplisia biji pinang di apotek biasa digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita.
Sementara itu, beberapa macam pinang bijinya menimbulkan rasa pening apabila dikunyah. Zat lain yang dikandung buah ini antara lain arecaidine, arecolidine, guracine (guacine), guvacoline dan beberapa unsur lainnya. Secara tradisional, biji pinang digunakan dalam ramuan untuk mengobati sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan.
Biji ini juga dimanfaatkan sebagai penghasil zat pewarna merah dan bahan penyamak. Selain digunakan sebagai ramuan dalam mengobati sakit disentri, biji pinang juga dapat mengobati luka kulit, mengecilkan rahim setelah melahirkan, mengobati mata rabun dan cacingan, menghasilkan zat pewarna merah, penyamak dan masih banyak manfaat lainnya. Masyarakat Biak dan Serui (Papua) memanfaatkan biji pinang muda sebagai obat untuk mengecilkan rahim setelah melahirkan oleh kaum wanita dengan cara memasak buah pinang muda tersebut dan airnya diminum selama satu minggu. Biji dan kulit biji bagian dalam juga dapat digunakan untuk menguatkan gigi rapuh bersama-sama dengan sirih (penyamak). Air rendaman biji pinang muda digunakan untuk obat sakit mata oleh
suku Dayak Kendayan di Kalimantan Barat.[7] Biji pinang mengandung alkaloida seperti arekaina (arecaine), arekolina (arecoline), guvakolin, guvasine dan isoguvasine yang dapat bersifat racun, adiktif dan merangsang otak bila dalam kandungan berlebih. Senyawa arekolin yang terdapat dalam buah pinang berkhasiat sebagai obat cacing dan penenang. Arecoline yang merupakan sebuah ester metiltetrahidrometil-nikotinat berwujud minyak basa keras. Senyawa lain yang terkandung dalam biji pinang
adalah arecaidine atau arecaine, choline atau bilineurine, guvacine, guvacoline dan tannin dari kelompok ester glukosa yang menggandeng beberapa gugusan pirogalol. Sifat astringent dan hemostatik dari zat tannin inilah yang berkhasiat untuk menguatkan gusi dan menghentikan perdarahan. Selain itu, buah pinang juga mengandung tannn, lemak, kanji dan resin. Tannin dan alkaloida merupakan dua senyawa yang dominan pada biji pinang di mana kandungan tanin berkisar 15% yang tergolong senyawa polifenol yang dapat larut dalam gliserol dan alkohol, alkaloid berkisar 0,3-0,6%, sedangkan komposisi kecilnya
adalah arecaidine, guvacine, guvacoline dan arecoline. Unsur pokok yang lain pada pinang terdiri dari lemak, karbohidrat, protein dan lain-lain. Biji pinang juga dapat diolah menjadi minyak atsiri untuk menjadi bahan dasar pengganti solar
Buah pinang yang masih muda di pohonnya
Meski kurang begitu awet, kayu pinang yang tua juga dimanfaatkan untuk bahan perkakas atau pagar. Batang pinang tua yang dibelah dan dibuang tengahnya digunakan untuk membuat talang atau saluran air. batang pohon pinang biasa digunakan dalam salah satu lomba yang identik dengan kemerdekaan. Selain itu juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan talang atau saluran air.
Selain bagian biji dan batangnya, bagian lain seperti umbut pinang muda dapat digunakan untuk mengobati patah tulang dan sakit pinggang (salah urat) serta dapat dimakan sebagai lalapan atau acar.
Daun pinang berguna untuk mengatasi masalah tidak nafsu makan dan sakit pinggang. Selain sebagai obat, pelepah daun digunakan untuk pembungkus makanan dan bahan campuran untuk topi. Sabut pinang yang rasanya hangat dan pahit digunakan untuk mengobati masalah pencernaan, sembelit dan edema.
Selain itu, bagian lain yang banyak dimanfaatkan dari pohon yang dapat mencapai ketinggian total 1400 mdpl ini adalah akarnya yang biasa digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh pada zaman dahulu, pembungkus kue dan makanan.
Akar pinang jenis pinang itam, pada masa lalu digunakan sebagai bahan peracun untuk menyingkirkan musuh atau orang yang tidak disukai. Pelepah daun yang seperti tabung (dikenal sebagai upih) digunakan sebagai pembungkus kue-kue dan makanan. Umbutnya dimakan sebagai lalapan atau dibikin acar.Pinang juga kerap ditanam, di luar maupun di dalam ruangan, sebagai pohon hias atau ornamental.
Editor : Muhammad Jafar